Ketidakpastian Ekonomi Meningkat, Akankah Resesi Benar-Benar Terjadi?

Definisi tradisional resesi di Amerika Serikat adalah “penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang menyebar ke seluruh perekonomian dan berlangsung lebih dari beberapa bulan,” menurut Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER), organisasi nirlaba yang bertanggung jawab atas penentuan siklus bisnis.
Presiden Donald Trump menyatakan bahwa pemerintahannya tengah mengambil langkah-langkah “sangat besar” untuk mengatasi potensi gangguan ekonomi. Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menolak memprediksi kemungkinan resesi, meskipun tidak menampik kemungkinan adanya “masa transisi” yang penuh tantangan.
Kekhawatiran akan kemerosotan ekonomi semakin meningkat dalam beberapa minggu terakhir, terutama setelah pasar saham anjlok akibat ketidakpastian terkait kebijakan tarif yang dicanangkan oleh pemerintahan Trump. Namun, apakah ketakutan akan resesi benar-benar beralasan? Berikut ini adalah analisis berdasarkan sejarah dan indikator ekonomi saat ini.
Apa Itu Resesi?
Menurut NBER, resesi ditandai dengan tiga faktor utama: kedalaman, penyebaran, dan durasi. Namun, ketiga faktor ini tidak harus selalu terpenuhi secara bersamaan. Dalam beberapa kasus, kondisi ekstrem pada salah satu faktor dapat menggantikan faktor lainnya.
Salah satu indikator resesi yang paling umum adalah kontraksi triwulanan berturut-turut dalam Produk Domestik Bruto (PDB) riil. Namun, indikator ini tidak selalu dapat diandalkan. Sebagai contoh, pada paruh pertama tahun 2022, AS mengalami dua kuartal kontraksi PDB, tetapi akhirnya direvisi menjadi ekspansi kecil.
Gregory Daco, kepala ekonom di EY Parthenon, mengingatkan agar tidak hanya mengandalkan kontraksi PDB sebagai penentu resesi. “Kontraksi PDB bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk lonjakan impor atau ketidakseimbangan perdagangan,” ujarnya.
Bank Sentral Federal Reserve Atlanta memperkirakan bahwa PDB kuartal pertama 2025 bisa turun sebesar 2,4% dalam tingkat tahunan yang disesuaikan, yang dapat menjadi kontraksi pertama sejak 2022. Meskipun demikian, lonjakan impor baru-baru ini—karena kekhawatiran tarif yang lebih tinggi—juga berperan dalam ketidakseimbangan ekonomi.
Indikator Resesi dan Kondisi Saat Ini
Menurut NBER, resesi harus memenuhi tiga kriteria: kontraksi yang mendalam, luas, dan berlangsung lama. Dengan kata lain, dampaknya harus signifikan, tidak terbatas pada satu sektor, serta berlangsung lebih dari sekadar gangguan singkat.
Saat ini, sejumlah tanda peringatan mulai muncul:
- Peningkatan PHK
- Inflasi yang kembali naik
- Keyakinan konsumen yang melemah
Namun, Daco menegaskan bahwa belum ada indikasi kuat bahwa AS sedang menuju resesi. “Kami melihat perlambatan aktivitas sektor swasta, pelemahan di pasar tenaga kerja, dan kehati-hatian dalam belanja konsumen. Tapi ini belum cukup untuk menyatakan bahwa resesi akan segera terjadi,” katanya.
Salah satu faktor terbesar yang perlu diperhatikan adalah kesehatan keuangan masyarakat. “Belanja konsumen adalah pilar utama ekonomi AS. Jika mulai melemah, itu bisa menjadi pemicu resesi,” kata Daco.
Kebijakan Tarif Trump dan Dampaknya
Ketidakpastian kebijakan tarif yang diterapkan pemerintahan Trump juga menjadi faktor utama yang memicu ketakutan pasar. Dalam beberapa minggu terakhir, pemerintah telah memberlakukan tarif tinggi pada tiga mitra dagang terbesar AS: Kanada, Tiongkok, dan Meksiko. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran akan kenaikan harga dan perlambatan ekonomi lebih lanjut.
Trump menyatakan bahwa tarif pada Kanada dan Meksiko diberlakukan sebagai respons terhadap kebijakan imigrasi dan perdagangan narkoba negara-negara tersebut. Namun, minggu lalu, ia mengumumkan penundaan sebagian besar tarifnya hingga 2 April, menambah ketidakpastian bagi pelaku bisnis dan investor.
Daco menilai bahwa kebingungan terkait kebijakan ekonomi ini dapat memperburuk kondisi. “Kurangnya kejelasan tujuan dan arah kebijakan ekonomi menimbulkan ketidaknyamanan di kalangan dunia usaha. Jika situasi ini terus berlanjut, bisa berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.”
Kesimpulan
Meskipun ada tanda-tanda perlambatan ekonomi, belum ada bukti kuat bahwa AS akan segera memasuki resesi. Namun, faktor-faktor seperti kebijakan perdagangan yang tidak menentu, inflasi, serta penurunan belanja konsumen dapat menjadi pemicu perlambatan ekonomi yang lebih nyata di sisa tahun 2025.
Dalam beberapa bulan mendatang, perhatian utama akan tertuju pada:
- Kinerja belanja konsumen
- Dampak kebijakan perdagangan terhadap pasar tenaga kerja dan investasi
- Tingkat kepercayaan investor terhadap kebijakan ekonomi pemerintah
Jika ketidakpastian ekonomi terus berlanjut, risiko resesi dapat meningkat. Namun, untuk saat ini, ekonomi AS masih memiliki fondasi yang cukup kuat untuk bertahan di tengah tantangan global dan domestik.