
Sebuah skenario mengejutkan terungkap di Amerika Serikat. Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kristi Noem, mengumumkan penangkapan seorang imigran ilegal bernama Ramon Morales Reyes yang dituduh mengancam akan membunuh Presiden Donald Trump dan berencana melarikan diri ke Meksiko setelahnya. Namun, cerita ini ternyata jauh dari yang terlihat di permukaan.
Imigran yang ‘Dijebak’?
Meski kisah ini sempat menyita perhatian besar dan mendapat sorotan dari Gedung Putih hingga pendukung Trump, sumber rahasia kepada Associated Press mengungkap bahwa Morales kemungkinan menjadi korban rekayasa — dijadikan kambing hitam agar ia ditangkap dan dideportasi sebelum berkesempatan bersaksi sebagai korban penyerangan.
Surat Ancaman yang Diragukan
Dalam pengungkapan awal, Noem memamerkan sebuah surat berisi ancaman berbahaya yang ditulis dengan tinta biru muda, di mana pengirimnya mengungkap kemarahan atas deportasi Trump dan mengancam akan menembak sang mantan presiden dalam sebuah rapat umum. Surat ini disebarkan di akun X Noem dan juga dibagikan Gedung Putih.
Namun, hasil penyelidikan forensik tulisan tangan menunjukkan bahwa Morales tidak mungkin menulis surat tersebut. Ketika para penyidik meminta sampel tulisan tangan Morales, ditemukan ketidaksesuaian yang signifikan dengan surat ancaman itu.
Keputusan yang Masih Menggantung
Meskipun ada tanda-tanda bahwa tuduhan ini tidak berdasar, Departemen Keamanan Dalam Negeri tetap menahan Morales karena status imigrasinya yang ilegal dan catatan kriminal yang mereka klaim dimilikinya. Sementara itu, pengacara Morales menyatakan bahwa hingga kini tidak ada tuntutan hukum yang dijatuhkan, dan mereka tidak memiliki informasi tentang hukuman sebelumnya.
Siapa Ramon Morales Reyes?
Morales adalah seorang pencuci piring yang tinggal di Milwaukee bersama istri dan tiga anaknya. Ia sedang mengajukan visa U — visa khusus untuk imigran yang menjadi korban kejahatan serius — dan tengah berjuang melawan deportasi. Pengacaranya, Kime Abduli, meyakini Morales sama sekali tidak mungkin terlibat dalam surat ancaman tersebut, mengingat Morales tidak mengenyam pendidikan formal dan bahkan tidak bisa menulis dalam bahasa Spanyol maupun berbicara dalam bahasa Inggris.
Investigasi Lebih Lanjut
Polisi Milwaukee juga tengah menyelidiki dugaan pencurian identitas dan intimidasi yang mungkin terkait dengan kasus ini. Hingga kini, belum ada tuntutan pidana yang diajukan terkait insiden tersebut.
Harapan untuk Keadilan
Abduli berharap Departemen Keamanan Dalam Negeri segera memberikan klarifikasi dan menghapus nama Morales dari tuduhan yang tidak berdasar ini. “Kami yakin ini semua adalah kesalahpahaman dan berharap keadilan ditegakkan untuk Ramon,” ujarnya.
Kisah Morales mengingatkan kita bahwa dalam pusaran politik dan keamanan, kerap kali ada kisah di balik layar yang jauh lebih rumit daripada yang tampak di permukaan. Semoga kebenaran segera terungkap.