Pakar Ungkap Alasan di Balik Dahsyatnya Gempa Myanmar Berdaya Hancur Tinggi

Jakarta, Indonesia – Gempa bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3) menyebabkan kerusakan dahsyat dan korban jiwa yang terus bertambah. Hingga Sabtu (29/3), korban tewas mencapai 694 orang dan 1.670 lainnya terluka. Diperkirakan jumlah korban bisa menembus angka 10 ribu.

Episentrum gempa terletak di regional Sagaing, dekat dengan Mandalay, dengan kedalaman hanya 10 kilometer. Gempa ini terjadi di sesar Sagaing yang merupakan sesar mendatar (strike-slip).

Dampak Gempa Myanmar

Gempa tidak hanya berdampak di Myanmar, tetapi juga terasa hingga negara tetangga seperti Thailand dan China. Di Bangkok, Thailand, korban tewas mencapai 10 orang dan beberapa bangunan runtuh.

Gempa ini menjadi yang terbesar di Myanmar sejak 1912 dan yang paling mematikan serta merusak sejak negara itu merdeka pada 1948.

Mengapa Gempa Myanmar Sangat Dahsyat?

Myanmar terletak di perbatasan antara dua lempeng tektonik, menjadikannya salah satu negara dengan aktivitas seismik tinggi. Namun, gempa besar di wilayah Sagaing sebenarnya jarang terjadi.

“Batas lempeng antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia membentang dari utara ke selatan, membelah bagian tengah Myanmar,” kata Joanna Faure Walker, pakar gempa bumi dari University College London. Ia menjelaskan bahwa pergerakan lempeng ini menyebabkan gempa geseran, yang meskipun biasanya tidak sekuat gempa di zona subduksi, tetap dapat mencapai magnitudo 7 hingga 8.

Sagaing sebelumnya pernah dilanda gempa besar pada 2012 dengan magnitudo 6,8 yang menewaskan 26 orang. Namun, menurut Bill McGuire, pakar gempa dari UCL, gempa 28 Maret 2025 ini kemungkinan yang terbesar dalam 75 tahun terakhir.

Kedalaman Dangkal Perparah Kerusakan

Roger Musson, peneliti dari Survei Geologi Inggris, menjelaskan bahwa kedalaman gempa yang dangkal—kurang dari 70 kilometer—menyebabkan dampaknya lebih parah.

“Karena terjadi di kedalaman dangkal, gelombang kejut tidak banyak berkurang sebelum mencapai permukaan, sehingga bangunan menerima kekuatan penuh dari guncangan,” kata Musson kepada Reuters.

Ia juga menyoroti prediksi USGS bahwa korban jiwa bisa mencapai 10 ribu orang dan kerugian ekonomi bisa mengguncang 7 persen PDB Myanmar. Menurutnya, perkiraan ini didasarkan pada data gempa sebelumnya serta kesiapan infrastruktur Myanmar terhadap bencana.

Infrastruktur yang Tidak Siap

Wilayah Sagaing jarang mengalami gempa besar, sehingga infrastruktur di sana kemungkinan tidak dibangun untuk tahan terhadap guncangan besar.

“Gempa besar terakhir di wilayah ini terjadi pada 1956, sehingga banyak bangunan tidak dirancang untuk menahan gempa sekuat ini,” kata Musson.

Sebagian besar gempa di Myanmar biasanya terjadi di bagian barat negara itu, sedangkan gempa kali ini mengguncang wilayah tengah, yang lebih jarang terkena gempa besar.

Related Posts

10 Negara Punya Senjata Nuklir: Amerika, Rusia, dan China Memimpin, Iran Belum Terbukti Miliki Nuklir

Fasilitas nuklir Fordow yang terletak di Iran kembali menjadi sorotan setelah serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat pada Minggu, 22 Juni 2025. Meskipun situs ini terus diperhatikan karena aktivitas pengayaan…

Perang dengan Iran Membebani Israel hingga Rp 3,2 Triliun per Hari karena Biaya Sistem Pertahanan Rudal

  Konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Iran membawa dampak ekonomi yang sangat besar bagi Israel. Setiap hari, biaya yang harus dikeluarkan Israel mencapai sekitar 200 juta dolar AS,…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

10 Negara Punya Senjata Nuklir: Amerika, Rusia, dan China Memimpin, Iran Belum Terbukti Miliki Nuklir

10 Negara Punya Senjata Nuklir: Amerika, Rusia, dan China Memimpin, Iran Belum Terbukti Miliki Nuklir

Perang dengan Iran Membebani Israel hingga Rp 3,2 Triliun per Hari karena Biaya Sistem Pertahanan Rudal

Perang dengan Iran Membebani Israel hingga Rp 3,2 Triliun per Hari karena Biaya Sistem Pertahanan Rudal

Menlu Iran Klaim Serangan Israel Gagalkan Kesepakatan Nuklir dengan AS

Menlu Iran Klaim Serangan Israel Gagalkan Kesepakatan Nuklir dengan AS

Iran Klaim Berhasil Tembak Jatuh Drone Hermes 900 Israel, Bukti Visual Tayang di Televisi Nasional

Iran Klaim Berhasil Tembak Jatuh Drone Hermes 900 Israel, Bukti Visual Tayang di Televisi Nasional

AS Tingkatkan Kekuatan Udara di Timur Tengah dengan Kirim Jet Tempur Canggih di Tengah Ketegangan Iran-Israel

AS Tingkatkan Kekuatan Udara di Timur Tengah dengan Kirim Jet Tempur Canggih di Tengah Ketegangan Iran-Israel

Ketegangan Iran-Israel Memanas: 248 Tewas, Jenderal Tinggi Iran Gugur di Teheran

Ketegangan Iran-Israel Memanas: 248 Tewas, Jenderal Tinggi Iran Gugur di Teheran