Perang Dagang ala Trump: Bagaimana Tarif Mengubah Perekonomian Global?

Poin-Poin Utama
- Tarif AS terhadap produk dari negara lain lebih rendah dibandingkan tarif dunia terhadap AS.
- Negara-negara seperti Kanada dan Uni Eropa memiliki tarif rendah terhadap barang AS, sementara India, Brasil, Korea Selatan, dan Meksiko memiliki tarif lebih tinggi.
- Trump berencana mengenakan tarif 25% pada otomotif, farmasi, dan chip komputer, serta meningkatkannya seiring waktu.
- Pakar perdagangan memperkirakan adanya pergolakan besar di masa mendatang akibat kebijakan ini.
Strategi Tarif Trump
Presiden AS Donald Trump terus meningkatkan retorikanya terkait tarif terhadap mitra dagang utama. Hal ini memicu kekhawatiran mengenai dampak negatif bagi AS dan ekonomi global.
Menurut William George, Direktur Riset di ImportGenius, pendekatan Trump dalam negosiasi perdagangan sangat agresif. Tarif rata-rata yang dikenakan AS terhadap dunia hanya 2,71%, sedangkan dunia mengenakan tarif rata-rata 6,7% terhadap barang AS. Menurut Gilberto Garcia-Vazquez, Kepala Ekonom di Datawheel, ketimpangan ini menunjukkan bagaimana negara lain menetapkan tarif tinggi pada produk tertentu seperti makanan, pakaian, alkohol, dan tembakau untuk melindungi industri lokal.
Negara dengan Defisit Perdagangan Terbesar terhadap AS (Desember 2024, dalam miliar dolar)
- Cina (-295,4)
- Meksiko (-171,8)
- Vietnam (-123,5)
- Irlandia (-86,7)
- Jerman (-84,8)
- Taiwan (-73,9)
- Jepang (-68,5)
- Korea Selatan (-66,0)
- Kanada (-63,3)
- India (-45,7)
Tarif Negara-Negara Besar terhadap Ekspor AS
- India: 17%
- Argentina: 13,4%
- Korea Selatan: 12%
- Tiongkok: 7,5%
- Uni Eropa: 1,6%
- Kanada: 2%
- Meksiko: 7%
Target Tarif: Otomotif, Farmasi, dan Chip
Trump mengindikasikan akan mengenakan tarif timbal balik pada sektor otomotif, farmasi, dan semikonduktor, dengan tarif awal 25%. Tarif ini dapat meningkat seiring waktu, sementara Kanada dan Meksiko diperkirakan akan terkena dampak mulai Maret 2025.
- Tarif Otomotif:
- India: 60%-125% (tergantung mesin dan biaya)
- Vietnam: 33%
- Taiwan: 10%-30%
- Kanada: 6,1%
- Jerman & Irlandia: 10%
- Jepang, Meksiko, dan Korea Selatan: Rendah hingga nol
- Tarif Farmasi & Semikonduktor:
- Umumnya rendah di negara-negara dengan defisit perdagangan tinggi untuk mendukung industri teknologi dan kesehatan.
- Produk farmasi dari Uni Eropa merupakan impor utama AS ($127 miliar pada 2024), termasuk obat penurun berat badan GLP-1.
Dampak Tarif pada Ekspor Pertanian AS
- India: 53% (jagung)
- Thailand: 23% (jagung), 74% (otomotif), 60% (sepeda motor)
Sepuluh ekspor AS yang dikenakan tarif tinggi:
- Beras (25%)
- Susu (25%)
- Daging sapi beku (24%)
- Daging sapi segar (24%)
- Tembakau olahan (22%)
- Tembakau linting (21%)
- Gula mentah (19%)
- Daging domba (19%)
- Daging kambing (19%)
- Daging unggas (19%)
AS mengekspor sekitar 26% produksi jagung dunia dengan nilai sekitar $15 miliar per tahun. Tarif tinggi pada ekspor pertanian dapat merugikan negara berkembang yang bergantung pada impor pangan murah.
Kesimpulan
Para pakar perdagangan memperingatkan bahwa kebijakan tarif Trump akan memperumit perdagangan internasional dan menambah ketidakpastian bagi bisnis AS. Dengan sistem bea cukai global yang kompleks dan lebih dari 98% barang dagang internasional dikategorikan dalam Harmonized Commodity Description and Coding System, perusahaan AS harus bersiap menghadapi potensi tarif balasan.
Amy Morgan dari Altana menegaskan bahwa importir, penyedia logistik, dan pejabat bea cukai harus siap menghadapi gangguan besar dalam sistem perdagangan global akibat kebijakan tarif baru ini.