Pesan Tiongkok untuk Trump: Kami Akan Terus Bangkit, Apa Pun Rintangannya

Beijing, Tiongkok – Ketika Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanan ekonomi terhadap China selama seminggu terakhir, Beijing mengirimkan pesannya sendiri: Kebangkitannya tidak akan terganggu.

Pertemuan politik besar di ibu kota menjadi latar belakang yang ideal bagi Beijing untuk menanggapi. Pertemuan “dua sesi” badan legislatif Tiongkok dan badan penasihat politik utamanya menjadi ajang bagi pemerintah untuk mengungkapkan rencana dan menetapkan arah tahun mendatang.

Strategi Ekonomi Tiongkok

Prioritas utama Beijing adalah meningkatkan permintaan konsumen agar tidak lagi bergantung pada ekspor untuk menggerakkan ekonominya yang besar namun melambat. Selain itu, pemerintah juga berupaya mempercepat transformasi teknologi, dengan meningkatkan investasi dan melibatkan sektor swasta.

Langkah-langkah ini dipersiapkan menghadapi kemungkinan pertikaian ekonomi berkepanjangan dengan AS. Trump baru-baru ini menggandakan tarif tambahan pada semua impor China menjadi 20% dan mengancam akan memberlakukan lebih banyak tarif serta kontrol investasi yang lebih ketat.

“Kita dapat mengatasi kesulitan apa pun dalam mengejar pembangunan,” kata Li Qiang, pejabat nomor dua Tiongkok, dalam Kongres Rakyat Nasional di Balai Agung Rakyat, Beijing. “Kapal raksasa ekonomi Tiongkok akan berlayar dengan mantap menuju masa depan,” tambahnya.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri menegaskan sikap Tiongkok terhadap ketegangan perdagangan: “Jika AS bersikeras melancarkan perang tarif atau perang dagang, Tiongkok akan berjuang sampai akhir.”

Keyakinan dan Kebangkitan Ekonomi

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Tiongkok memasuki tahun 2025 dengan semangat baru. Keberhasilan sektor teknologi dan industri negara ini semakin menguatkan posisinya di panggung global. Misalnya, produsen kendaraan listrik BYD kini bersaing ketat dengan Tesla dalam penjualan global, sementara perusahaan AI Tiongkok, DeepSeek, mengejutkan dunia teknologi dengan model bahasa besar yang menyaingi Silicon Valley.

“Keyakinan” menjadi kata kunci tidak resmi dalam pertemuan politik selama seminggu tersebut. Dalam konferensi pers, para pemimpin ekonomi Tiongkok berulang kali menekankan bahwa “keyakinan membangun kekuatan.”

Namun, optimisme ini lebih merupakan aspirasi daripada kenyataan. Banyak warga Tiongkok masih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya, sementara generasi muda menghadapi ketidakpastian dalam mendapatkan pekerjaan dan masa depan yang lebih baik dibandingkan orang tua mereka.

Persaingan Berisiko Tinggi

Meskipun Beijing berusaha menunjukkan kepercayaan diri, langkah-langkah stimulus ekonomi yang diumumkan minggu ini menunjukkan bahwa pemerintah tengah bersiap menghadapi tantangan besar. Perdana Menteri Li mengakui bahwa “lingkungan eksternal semakin kompleks dan dapat berdampak besar pada perdagangan, sains, teknologi, dan sektor lainnya.”

Tiongkok tidak ingin menghadapi volatilitas ekonomi global sembari bergulat dengan perlambatan ekonomi domestiknya. Untuk itu, Beijing menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% tahun ini, dengan fokus pada peningkatan konsumsi dan pengurangan ketergantungan pada ekspor.

“Beijing kemungkinan telah mempertimbangkan skenario Perang Dagang 2.0,” kata Bert Hofman, profesor di Institut Asia Timur Universitas Nasional Singapura. “Namun, pertumbuhan Tiongkok ke depan harus lebih bergantung pada permintaan domestik.”

Meskipun begitu, beberapa analis menilai bahwa inisiatif Beijing masih kurang agresif untuk benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kepercayaan konsumen.

Transformasi Teknologi

Beijing juga tengah mengarahkan sumber daya untuk mempercepat transformasi teknologi tinggi di sektor industri. Inovasi dalam bidang AI, robotika, 6G, dan komputasi kuantum menjadi prioritas utama pemerintah. Ini sejalan dengan visi jangka panjang Xi Jinping, yang tidak terikat oleh batasan masa jabatan seperti presiden AS.

Tiongkok telah menunjukkan kemajuan besar dalam berbagai teknologi, termasuk kendaraan listrik, AI, dan energi hijau. Dengan berbagai strategi dan kebijakan yang diterapkan, negara ini terus menegaskan bahwa kebangkitannya tidak akan dihentikan oleh tekanan eksternal, termasuk dari Amerika Serikat.

Related Posts

Serikat Guru Korsel Desak Penyelidikan Usai Guru Tewas Karena Teror

Kejadian memilukan datang dari Jeju, Korea Selatan. Seorang guru berusia 40 tahun yang mengajar di sebuah sekolah menengah ditemukan meninggal dunia pada Kamis, 22 Mei 2025. Di balik kabar duka…

Komdigi Jelaskan Alasan Pemblokiran Archive.org: Dari Judol, Pornografi Hingga Hak Cipta

Jakarta – Situs Archive.org, yang dikenal sebagai arsip digital sejarah dunia, mendadak diblokir oleh pemerintah Indonesia. Langkah ini langsung menuai sorotan publik. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pun memberikan penjelasan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

Serikat Guru Korsel Desak Penyelidikan Usai Guru Tewas Karena Teror

Serikat Guru Korsel Desak Penyelidikan Usai Guru Tewas Karena Teror

Komdigi Jelaskan Alasan Pemblokiran Archive.org: Dari Judol, Pornografi Hingga Hak Cipta

Komdigi Jelaskan Alasan Pemblokiran Archive.org: Dari Judol, Pornografi Hingga Hak Cipta

OJK Blokir 4.000 Rekening Bos Judol, Total Dana Disita Capai Rp530 Miliar

OJK Blokir 4.000 Rekening Bos Judol, Total Dana Disita Capai Rp530 Miliar

Mega Proyek Energi ASEAN: Kabel Listrik Bawah Laut Hubungkan Tiga Negara

Mega Proyek Energi ASEAN: Kabel Listrik Bawah Laut Hubungkan Tiga Negara

MotoGP Silverstone 2025: Red Flag, Crash, dan Podium Panas! Ini Klasemen Terbaru

MotoGP Silverstone 2025: Red Flag, Crash, dan Podium Panas! Ini Klasemen Terbaru

Waspadai Modus Baru! Undangan Isi BBM Shell Berujung Penipuan

Waspadai Modus Baru! Undangan Isi BBM Shell Berujung Penipuan