Gedung Runtuh Pascagempa, Otoritas Antikorupsi Thailand Selidiki Penyebabnya

Jakarta, Indonesia – Lembaga antikorupsi Thailand menyoroti insiden runtuhnya gedung buatan China akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3). Gedung tersebut runtuh seketika, memicu kekhawatiran mengenai standar konstruksi dan transparansi proyek pembangunan.

Presiden Lembaga Antikorupsi Thailand, Mana Nimitmongkol, menyatakan pihaknya telah menemukan berbagai kejanggalan dalam pembangunan gedung itu sebelum insiden terjadi.

Dugaan Kejanggalan dalam Pembangunan

Menurut laporan Reuters pada Senin (31/3), lembaga tersebut telah melakukan kunjungan lapangan ke lokasi pembangunan gedung yang akan digunakan sebagai Kantor Audit Negara. Dalam kunjungannya, ditemukan sejumlah indikasi ketidakwajaran.

“Terkadang jumlah pekerja di lokasi jauh lebih sedikit dari yang seharusnya, sehingga menyebabkan keterlambatan,” ujar Mana Nimitmongkol.

Ia juga menambahkan bahwa ada kemungkinan penyelesaian proyek dilakukan secara tergesa-gesa menjelang akhir, yang dapat menyebabkan penurunan standar kerja.

Indikasi Penyimpangan Anggaran dan Keterlambatan Proyek

Nimitmongkol menjelaskan lebih lanjut bahwa pembangunan gedung ini mengalami beberapa kendala, termasuk:

  • Risiko penyelesaian proyek yang molor
  • Kekurangan pekerja
  • Potensi penyelewengan anggaran

Lembaga antikorupsi juga sempat mendapat informasi bahwa pemerintah hampir membatalkan proyek ini pada Januari 2025 karena keterlambatan yang signifikan.

Hingga saat ini, Kantor Audit Negara belum memberikan respons atas kekhawatiran tersebut. Begitu pula dengan dua vendor utama proyek ini, yakni Italian Thai Development PCL dan China Railway Group.

Proyek Konstruksi dan Investigasi Pemerintah

Pembangunan gedung yang runtuh ini dimulai pada tahun 2020 sebagai bagian dari kerja sama antara Italian Thai Development PCL dan China Railway Group. Gedung pencakar langit tersebut awalnya dijadwalkan selesai pada tahun 2026, namun mengalami keterlambatan signifikan. Sebelum runtuh, proyek ini baru mencapai 30 persen penyelesaian, menurut Deputi Jenderal Kantor Auditor, Sutthipong Boonnithi.

Sebagai respons atas insiden ini, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra telah memerintahkan investigasi menyeluruh yang melibatkan sejumlah ahli. Menteri Dalam Negeri Anutin Charnvirakul juga telah membentuk komite khusus untuk menyelidiki penyebab runtuhnya gedung tersebut.

Komite investigasi ini terdiri dari insinyur dari Departemen Pekerjaan Umum dan Perencanaan Kota, serta para ahli di bidang konstruksi dan gempa bumi. Mereka ditugaskan untuk menyelidiki insiden ini dan diharapkan melaporkan hasilnya dalam waktu sepekan.

Pemeriksaan Lebih Lanjut

Investigasi semakin mendalam setelah empat pekerja China diketahui merampas sejumlah dokumen dari lokasi pembangunan. Keempatnya kini tengah diperiksa sebagai bagian dari penyelidikan.

Sementara itu, pemerintah China juga turut mengirim seorang ahli untuk memeriksa lokasi runtuhnya gedung pencakar langit tersebut.

“Thailand akan segera mengetahui penyebab runtuhnya gedung ini. Gedung tersebut baru saja dibangun dan seharusnya dirancang untuk menahan gempa bumi,” ujar Charnvirakul, dikutip dari Bangkok Post.

Related Posts

10 Negara Punya Senjata Nuklir: Amerika, Rusia, dan China Memimpin, Iran Belum Terbukti Miliki Nuklir

Fasilitas nuklir Fordow yang terletak di Iran kembali menjadi sorotan setelah serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat pada Minggu, 22 Juni 2025. Meskipun situs ini terus diperhatikan karena aktivitas pengayaan…

Perang dengan Iran Membebani Israel hingga Rp 3,2 Triliun per Hari karena Biaya Sistem Pertahanan Rudal

  Konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Iran membawa dampak ekonomi yang sangat besar bagi Israel. Setiap hari, biaya yang harus dikeluarkan Israel mencapai sekitar 200 juta dolar AS,…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

10 Negara Punya Senjata Nuklir: Amerika, Rusia, dan China Memimpin, Iran Belum Terbukti Miliki Nuklir

10 Negara Punya Senjata Nuklir: Amerika, Rusia, dan China Memimpin, Iran Belum Terbukti Miliki Nuklir

Perang dengan Iran Membebani Israel hingga Rp 3,2 Triliun per Hari karena Biaya Sistem Pertahanan Rudal

Perang dengan Iran Membebani Israel hingga Rp 3,2 Triliun per Hari karena Biaya Sistem Pertahanan Rudal

Menlu Iran Klaim Serangan Israel Gagalkan Kesepakatan Nuklir dengan AS

Menlu Iran Klaim Serangan Israel Gagalkan Kesepakatan Nuklir dengan AS

Iran Klaim Berhasil Tembak Jatuh Drone Hermes 900 Israel, Bukti Visual Tayang di Televisi Nasional

Iran Klaim Berhasil Tembak Jatuh Drone Hermes 900 Israel, Bukti Visual Tayang di Televisi Nasional

AS Tingkatkan Kekuatan Udara di Timur Tengah dengan Kirim Jet Tempur Canggih di Tengah Ketegangan Iran-Israel

AS Tingkatkan Kekuatan Udara di Timur Tengah dengan Kirim Jet Tempur Canggih di Tengah Ketegangan Iran-Israel

Ketegangan Iran-Israel Memanas: 248 Tewas, Jenderal Tinggi Iran Gugur di Teheran

Ketegangan Iran-Israel Memanas: 248 Tewas, Jenderal Tinggi Iran Gugur di Teheran