
Konflik bersenjata antara Iran dan Israel semakin memanas, menelan ratusan korban jiwa dalam waktu yang sangat singkat. Hingga Senin (16/6/2025) waktu setempat, total korban tewas telah mencapai 248 orang, sementara lebih dari 1.700 orang lainnya terluka di kedua belah pihak.
Serangan di Jantung Teheran Tewaskan Jenderal Top Iran
Ketegangan mencapai titik kritis ketika Mayor Jenderal Ali Shadmani, salah satu tokoh militer paling senior Iran, dilaporkan tewas dalam serangan presisi yang menghantam pusat komando militer di ibu kota Teheran. Shadmani baru saja dilantik sebagai Panglima Markas Besar Pusat Khatam al-Anbiya, menggantikan Letjen Gholamali Rashid yang wafat beberapa hari sebelumnya.
Shadmani dikenal sebagai figur dekat dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Kehilangan tokoh kunci ini menjadi pukulan telak bagi struktur komando militer Iran.
Israel Lancarkan Serangan Skala Besar
Serangan Israel dimulai pada Jumat malam (13/6/2025), ketika ratusan rudal dan drone menghantam berbagai target strategis di Iran. Mengutip laporan dari AP News, militer Israel menargetkan lebih dari 100 lokasi penting, termasuk fasilitas nuklir di Natanz, pusat riset Isfahan, sistem radar, dan peluncur rudal permukaan-ke-udara.
Israel menyatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Namun, Iran bersikukuh bahwa program nuklirnya hanya untuk keperluan damai.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan intelijen Amerika Serikat sebelumnya memang tidak menemukan bukti langsung pengembangan senjata nuklir, meskipun IAEA sempat mengkritik Iran karena kurang transparan terhadap proses inspeksi.
Korban Jiwa: Tokoh Militer dan Ilmuwan Iran Jadi Sasaran
Serangan pertama menyebabkan korban yang sangat besar. Duta Besar Iran untuk PBB mengungkapkan bahwa 78 orang tewas hanya dalam semalam, termasuk tiga pejabat militer papan atas:
- Jenderal Mohammad Bagheri, Pengawas Tertinggi Angkatan Bersenjata
- Jenderal Hossein Salami, Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC)
- Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Kepala Program Rudal Balistik IRGC
Dua ilmuwan nuklir senior Iran juga dilaporkan menjadi korban.
Iran Membalas: Rudal Menghantam Tel Aviv dan Yerusalem
Tak tinggal diam, Iran meluncurkan serangan balasan besar-besaran ke wilayah Israel dengan puluhan rudal balistik dan drone tempur. Ledakan terdengar di berbagai kota besar seperti Yerusalem dan Tel Aviv, memaksa ribuan warga sipil mencari perlindungan di tempat aman.
Militer Israel mengakui bahwa sistem pertahanan udara mereka tidak mampu mencegat seluruh serangan. Sekitar dua lusin rudal berhasil menembus pertahanan dan menyebabkan korban di kalangan warga sipil.
Sebagai balasan atas balasan, Israel memperluas serangannya ke kilang minyak, gedung pemerintahan, dan infrastruktur penting lainnya di Iran.
Situasi Memburuk, Jalan Damai Belum Terlihat
Dalam pernyataan resminya, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyampaikan bahwa Iran bersedia menghentikan operasi militer jika Israel juga menghentikan agresinya. Namun hingga kini, eskalasi masih terus berlangsung, dengan gelombang baru rudal Iran dilaporkan telah menewaskan lima warga Israel pada Senin pagi (17/6/2025).
Garda Revolusi Iran bahkan mengeluarkan peringatan bahwa serangan berikutnya akan jauh lebih “tepat sasaran dan menghancurkan”.
Dunia Waspada, Diplomasi Diuji
Konflik ini telah memicu kekhawatiran di seluruh dunia, dengan negara-negara besar menyerukan gencatan senjata segera. Namun, baik Iran maupun Israel belum menunjukkan tanda-tanda akan meredakan ketegangan.