Ratusan Ribu Jemaah Rayakan Malam Istimewa di Al Aqsa, Meski Dalam Pengawasan Ketat Tentara Israel

Jakarta, Indonesia — Sekitar 180.000 jemaah Muslim memadati kawasan Masjid Al Aqsa pada Rabu (26/3) untuk menunaikan salat tarawih, meskipun Israel memberlakukan pembatasan ketat.

Menurut laporan Anadolu Agency, ratusan ribu jemaah datang ke situs suci ketiga umat Islam tersebut untuk menyambut malam ke-27 Ramadan, yang dikenal dengan Lailatul Qadar.

Lailatul Qadar adalah malam paling suci dalam agama Islam, yaitu malam ketika Al Qur’an pertama kali diturunkan ke bumi. Momen ini terjadi pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan.

Salat di Tengah Pembatasan

“Sekitar 180.000 jemaah melakukan salat Isya dan Tarawih pada malam ke-26 bulan Ramadan di Masjid Al Aqsa untuk bersiap menyambut Lailatul Qadar,” demikian pernyataan Departemen Wakaf Islam di Yerusalem.

Meskipun Israel telah mengubah kota Yerusalem menjadi zona militer dan memberlakukan pembatasan ketat terhadap para jemaah, ratusan ribu umat Muslim berhasil memasuki Masjid Al Aqsa.

Namun, sejumlah jemaah dilaporkan dilarang untuk melakukan salat Isya dan Tarawih di dalam masjid dan terpaksa melaksanakan salat di luar gerbang masjid. Laporan dari kelompok hak asasi manusia, Wadi Hilweh Information Center, menyebutkan bahwa beberapa jemaah harus salat di luar karena pembatasan tersebut.

Pembatasan Ketat oleh Israel
Ratusan ribu jemaah datang dari berbagai wilayah, termasuk kota-kota Arab dan desa-desa di Israel. Mereka menggunakan bus untuk mendatangi Al Aqsa dalam rangka menghidupkan kembali Lailatul Qadar di masjid tersebut.

Namun, pasukan pendudukan Israel melarang ribuan warga memasuki Yerusalem untuk menyambut Lailatul Qadar. Laporan kantor berita Palestina, WAFA, menyebutkan ribuan orang berbondong-bondong ke pos pemeriksaan Qalandiya dan pos pemeriksaan ‘300’ antara kota Bethlehem di Tepi Barat dan Yerusalem, tetapi banyak dari mereka yang tidak diizinkan masuk.

Keamanan Ketat di Kompleks Masjid Al Aqsa

Israel kembali memberlakukan pembatasan ketat di Kompleks Masjid Al Aqsa selama bulan suci Ramadan. Pembatasan ini melibatkan 3.000 polisi yang ditempatkan di berbagai pos pemeriksaan.

Hanya pria dan perempuan di atas usia 55 tahun yang diizinkan masuk ke kawasan tersebut, sementara anak-anak di bawah usia 12 tahun juga diberikan akses.

Kompleks Masjid Al Aqsa biasanya digunakan oleh puluhan bahkan ratusan ribu Muslim untuk beribadah dan berbuka puasa selama Ramadan. Namun, sejak 1967, kawasan tersebut telah dianeksasi oleh Israel, yang menjadikannya titik api konflik antara Israel dan Palestina.

Konflik dan Pembatasan Sejak 1967

Selama bertahun-tahun, Israel terus memberlakukan pembatasan ketat terhadap akses ke kompleks Masjid Al Aqsa dan kerap melakukan serbuan yang memicu bentrokan.

Related Posts

Revolusi Militer: China Luncurkan Jet Tempur Baru Tanpa Ekor dan Ditenagai 3 Mesin

China baru-baru ini meluncurkan jet tempur futuristik yang dijuluki J-36 oleh analis Barat. Foto-foto pesawat ini mulai beredar di media sosial, memperlihatkan jet tempur canggih yang tidak memiliki ekor, terlihat…

Trump Perintahkan Penguatan Militer di Jepang, Drone AS Dikerahkan ke Okinawa

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menginstruksikan Pentagon untuk mengerahkan drone pengintai jarak jauh MQ-4C Triton ke Pulau Okinawa, Jepang bagian selatan. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat kerja sama intelijen antara…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

Revolusi Militer: China Luncurkan Jet Tempur Baru Tanpa Ekor dan Ditenagai 3 Mesin

Revolusi Militer: China Luncurkan Jet Tempur Baru Tanpa Ekor dan Ditenagai 3 Mesin

Trump Perintahkan Penguatan Militer di Jepang, Drone AS Dikerahkan ke Okinawa

Trump Perintahkan Penguatan Militer di Jepang, Drone AS Dikerahkan ke Okinawa

Langkah Diplomatik Venezuela: Pulangkan Warga dari El Salvador

Langkah Diplomatik Venezuela: Pulangkan Warga dari El Salvador

Situasi Mencekam di Myanmar, Warga Hidup di Tengah Bau Mayat Pascagempa

Situasi Mencekam di Myanmar, Warga Hidup di Tengah Bau Mayat Pascagempa

Pakar Ungkap Alasan di Balik Dahsyatnya Gempa Myanmar Berdaya Hancur Tinggi

Pakar Ungkap Alasan di Balik Dahsyatnya Gempa Myanmar Berdaya Hancur Tinggi

Nelayan Indonesia Jadi Pahlawan dalam Kebakaran Hutan Korsel, KBRI Berikan Respons Positif

Nelayan Indonesia Jadi Pahlawan dalam Kebakaran Hutan Korsel, KBRI Berikan Respons Positif