Pertarungan Hukum Global: ICC Didukung UE di Tengah Tekanan AS

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) kembali mencuat setelah Washington menjatuhkan sanksi terhadap empat hakim ICC yang terlibat dalam penyelidikan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Di tengah konflik ini, Uni Eropa angkat suara dan menyatakan dukungan penuhnya terhadap ICC.

Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa, menegaskan bahwa ICC merupakan tonggak utama dalam menegakkan keadilan global. “Independensi dan integritas ICC adalah hal yang tak bisa ditawar,” ujar Costa dalam pernyataan resmi pada Jumat (6 Juni 2025), dikutip dari Al Arabiya.

Sikap Amerika Serikat ini dinilai sebagai respons keras atas keputusan ICC yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu terkait dugaan kejahatan perang, serta penyelidikan atas tindakan pasukan AS di Afghanistan. Empat hakim yang dikenai sanksi adalah Solomy Balungi Bossa (Uganda), Luz del Carmen Ibanez Carranza (Peru), Reine Adelaide Sophie Alapini Gansou (Benin), dan Beti Hohler (Slovenia).

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, membela langkah negaranya dengan menyebut para hakim tersebut telah “secara aktif terlibat dalam tindakan tidak sah ICC yang menyasar Amerika dan sekutu dekatnya, Israel,” seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.

Menanggapi langkah kontroversial AS, sejumlah anggota ICC dan negara-negara Uni Eropa menyerukan aktivasi ‘blocking statute’ — regulasi yang melarang entitas Eropa tunduk pada sanksi dari luar blok. Slovenia, salah satu negara asal hakim yang terkena sanksi, menyatakan akan mengusulkan aktivasi aturan tersebut sesegera mungkin.

“Slovenia akan mengambil tindakan hukum terhadap langkah sepihak AS, karena salah satu warga kami kini menjadi sasaran sanksi,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Slovenia melalui platform media sosial X pada Kamis malam (5 Juni 2025).

Sebelumnya, Presiden ICC, Tomoko Akane, juga telah mengimbau Uni Eropa agar memasukkan lembaga tersebut dalam perlindungan hukum blok Eropa sejak Maret lalu. Desakan ini kian menguat pasca AS tahun lalu juga menjatuhkan sanksi pada Jaksa Agung ICC, Karim Khan, yang saat ini tengah menjalani penyelidikan internal terkait dugaan pelanggaran etika.

Langkah Amerika Serikat terhadap ICC menuai sorotan internasional, dan dukungan Uni Eropa tampaknya menjadi perlawanan diplomatik penting dalam mempertahankan supremasi hukum internasional.

Related Posts

Yaman Hujani Rudal ke Bandara Ben Gurion, Balasan atas Gempuran Israel ke Lebanon

Dalam babak terbaru ketegangan di Timur Tengah, langit Tel Aviv kembali bergemuruh. Kali ini, bukan dari parade militer atau latihan tempur, melainkan dari rudal hipersonik yang melesat dari Yaman menuju…

Kisah Pilu Dokter Palestina: 9 Anak Tewas dalam Serangan, Sang Ayah Tutup Usia, Sang Bungsu Bertahan di Ambang Kritis

Tragedi memilukan kembali menyelimuti Gaza. Dr. Hamdi al-Najjar, seorang dokter berusia 40 tahun asal Khan Younis, Palestina, meninggal dunia akibat luka-luka berat yang dideritanya saat rumahnya diluluhlantakkan dalam serangan udara…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

Pertarungan Hukum Global: ICC Didukung UE di Tengah Tekanan AS

Pertarungan Hukum Global: ICC Didukung UE di Tengah Tekanan AS

Yaman Hujani Rudal ke Bandara Ben Gurion, Balasan atas Gempuran Israel ke Lebanon

Yaman Hujani Rudal ke Bandara Ben Gurion, Balasan atas Gempuran Israel ke Lebanon

Kisah Pilu Dokter Palestina: 9 Anak Tewas dalam Serangan, Sang Ayah Tutup Usia, Sang Bungsu Bertahan di Ambang Kritis

Kisah Pilu Dokter Palestina: 9 Anak Tewas dalam Serangan, Sang Ayah Tutup Usia, Sang Bungsu Bertahan di Ambang Kritis

Saudi Perluas Peran Perempuan dalam Musim Haji: Dari Kesehatan hingga Keamanan

Saudi Perluas Peran Perempuan dalam Musim Haji: Dari Kesehatan hingga Keamanan

Imigran Jadi Kambing Hitam: Drama Surat Ancaman Donald Trump yang Penuh Tanda Tanya

Imigran Jadi Kambing Hitam: Drama Surat Ancaman Donald Trump yang Penuh Tanda Tanya

Serikat Guru Korsel Desak Penyelidikan Usai Guru Tewas Karena Teror

Serikat Guru Korsel Desak Penyelidikan Usai Guru Tewas Karena Teror