
Tragedi memilukan kembali menyelimuti Gaza. Dr. Hamdi al-Najjar, seorang dokter berusia 40 tahun asal Khan Younis, Palestina, meninggal dunia akibat luka-luka berat yang dideritanya saat rumahnya diluluhlantakkan dalam serangan udara Israel pada 23 Mei lalu.
Lebih memilukan lagi, sembilan dari sepuluh anaknya juga menjadi korban dalam serangan tersebut. Satu-satunya anak yang masih bertahan adalah Adam, putra bungsu berusia 11 tahun, yang kini dalam kondisi sangat kritis dan dirawat intensif.
Saat-saat Terakhir yang Mengiris Hati
Hari nahas itu, Hamdi baru saja mengantar istrinya, Dr. Alaa al-Najjar, ke Rumah Sakit Nasser, tempat mereka berdua bekerja sebagai tenaga medis. Sesaat kemudian, serangan udara menghantam rumah mereka.
Dari keluarga yang besar itu, hanya Alaa dan Adam yang selamat. Hamdi mengalami cedera parah di otak, paru-paru, lengan kanan, dan ginjal. Meski sudah mendapat perawatan intensif di rumah sakit setempat, ia akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Sabtu lalu.
Harapan yang Belum Padam
Dr. Alaa, dokter anak sekaligus istri Hamdi, kini merawat Adam yang terluka parah. Luka-lukanya termasuk lengan hampir putus dan luka sobek akibat serpihan bom. Saudara Hamdi, Dr. Ali al-Najjar, mengenang Hamdi sebagai sosok ayah penuh kasih yang kerap membantu pasien miskin tanpa pamrih.
Ali pun mendesak pemerintah Italia agar segera memfasilitasi pemindahan Adam ke rumah sakit di sana, mengingat fasilitas medis Gaza yang terbatas. Pemerintah Italia pun menyatakan kesiapan dan tengah mengkaji kemungkinan evakuasi medis bagi Adam.
Latar Belakang Konflik dan Serangan Terbaru
Militer Israel menyatakan serangan itu menargetkan “beberapa tersangka” di kawasan Khan Younis yang sebelumnya sudah dievakuasi warga sipil. Klaim kerusakan pada warga sipil masih terus ditinjau.
Sejak eskalasi konflik Oktober 2023, lebih dari 54.000 warga Gaza tewas, termasuk sejumlah tenaga medis. Menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, situasi semakin memburuk.
Perang Berkecamuk di Jalur Gaza dan Serangan Balasan
Dalam serangan roket terbaru dari Yaman, kendaraan militer Israel di Gaza Utara, tepatnya wilayah Jabaliya, diserang roket antitank. Tiga tentara Israel tewas, dan sebelas lainnya terluka, beberapa dalam kondisi kritis. Helikopter tempur Israel yang hendak mengevakuasi korban pun jadi sasaran tembakan.
Kelompok militan Hamas, Al-Qassam Brigades, mengonfirmasi keterlibatan mereka dalam bentrokan sengit di Jabaliya, serta serangan mortir dan roket ke berbagai posisi Israel di Gaza Selatan.
Insiden Misil dari Yaman dan Penutupan Sementara Bandara Ben Gurion
Pada Senin (2/6/2025) malam, militer Israel mengumumkan berhasil mencegat misil yang diluncurkan dari Yaman. Sirine peringatan menggema di Jerusalem, Greater Tel Aviv, dan lebih dari 160 lokasi lain di Israel. Bandara Ben Gurion sempat ditutup sementara akibat ancaman tersebut.
Jubir militer kelompok Ansarallah Yaman menyebut serangan ini sebagai operasi “kualitatif” yang menargetkan Bandara Lod sebagai respons atas agresi Israel di Gaza.
Cerita duka keluarga Dr. Hamdi al-Najjar ini menjadi cermin tragis dari konflik yang terus bergolak, meninggalkan luka mendalam bagi banyak jiwa yang terjebak dalam perang.